Tantangan bagi pendidik pada era digital ini adalah bagaimana guru mampu menghasilkan pembelajaran jarak jauh yang lebih optimal. Untuk itu penting bagi pendidik menciptakan komunikasi yang efektif dalam menyampaikan pembelajaran secara daring yang menarik, sehingga anak dapat belajar dengan menyenangkan meski dirumah saja.
“Untuk menjawab tantangan tersebut, serta guna meningkatkan kualitas dan kualifikasi guru, SIT AULIYA memperkuat skill digital pedagogy guru melalui pelatihan secara intensif agar mampu mendidik lebih aktif, kreatif dan inovatif.” jelas Ibu Liliasari Pembina Yayasan AULIYA Insan Utama.
Ibu Liliasari menambahkan bawa guru sebagai fasilitator dan motivator diharapkan dapat memunculkan pembelajaran yang happy, seru dan asyik bagi siswa. Ada 4 skills yang harus dikuasai oleh guru SIT AULIYA di era digital ini, yaitu skill digital learning technology, visual classroom management, online learning communication dan SAL for online learning.
Seorang guru pada hakikatnya adalah seorang pembelajar, semakin baik tingkat pengetahuan dan motivasi belajarnya, maka semakin baik kualitas pembelajaran yang akan dihasilkan. Ibarat dua sisis mata uang hal ini tidak dapat terpisahkan dari profile seorang pendidik.
“Menyambut tahun ajaran baru pada 13 Juli mendatang, Sekolah Islam Terpadu AULIYA telah menyiapkan tim pendidik dengan inovasi sistem pembelajaran melalui program Auliya Home Learning (AHL) 2,0. AHL ini merupakan versi yang disempurnakan dari sistem yang telah diterapkan sebelumnya dengan tujuh strategi untuk mencapai target kurikulum di semester satu” ungkap Ir. Triwisaksana, M.Sc Ketua Yayasan Auliya Insan Utama saat membuka kegiatan Musyawarah Kerja pada Selasa (30/6).
Semoga segala ikhtiar yang telah diupayakan ini mampu menyiapkan langkah besar untuk menghasilkan karya besar demi melahirkan orang-orang besar dimasa depan.
Guna meningkatkan produktivitas SDM selama WFH atau #workfromhome, Yayasan AULIYA Insan Utama mengadakan rapat kerja (raker) secara online melalui zoom meeting yang dihadiri oleh Ketua dan Pembina Yayasan, Manajemen, kepala sekolah serta guru dari TK, SD, SMP dan SMA (3/3).
Hal ini bertujuan agar guru tetap memberikan program pembelajaran yang terbaik bagi siswa melalui "AULIYA HOME LEARNING (AHL)".
"Disaat public mood yang kurang baik saat ini, maka guru harus memberi kemudahan materi belajar, dengan tetap memperhatikan kompetensi yang harus dimiliki siswa seperti keyakinan, karakter, tema sentral dsb" ungkap Ketua Yayasan AULIYA, Bapak Ir. Triwisaksana, M.Sc.
Untuk mendukung pembelajaran online, SIT AULIYA memberikan dukungan quota internet sebesar Rp. 150.000 kepada seluruh siswa setiap bulannya selama AHL berlangsung.
AULIYA Home Learning yang diterapkan Sekolah Islam Terpadu AULIYA merupakan model pembelajaran alternatif, menyikapi penularan pandemi Covid-19 saat ini. Terhitung sejak tanggal 16 sampai 29 Maret, Sekolah telah mengalihkan pembelajaran melalui online dari rumah. Upaya ini dilakukan sebagai langkah pencegahan penyebaran coronavirus di lingkungan sekolah.
.
Untuk mengimplementasikan sistem pembelajaran online secara terstruktur, bapak ibu guru telah merancang program yang dapat di akses secara online, seperti melalui video youtube, teleconference, online classroom, bahkan bermain bersama melalui dunia maya yang dilengkapi dengan tutorial untuk membantu orangtua mengarahkan siswa dirumah.
.
"Walau pembelajaran dialihkan di rumah, ananda tetap bisa berinteraksi dengan guru dan teman-teman sekelasnya melalui video conference, selain dapat menambah pengalaman baru sekaligus mereka juga bisa belajar didampingi orangtua. Khusus untuk siswa SMP dan SMA pembelajaran dilakukan melalui Google Classroom, sementara Kegiatan Tahfizhul dan Tahsinul Qur’an dilakukan melalui video call secara personal oleh guru kepada siswa pada waktu-waktu yang telah dijadwalkan. Hal ini tentunya perlu didukung oleh orangtua dirumah guna membangun sistem pembelajaran online yang efektif” ungkap Rahma Nurhayani Manajer Pendidikan SIT AULIYA.
Rahma menambahkan walaupun berada di rumah, siswa dan siswi Sekolah Islam Terpadu AULIYA harus tetap mendapatkan haknya sebagai siswa. Pembelajaran berbasis digital E-Learning ini menjadi tantangan bagi guru untuk mengembangkan materi pengajarannya agar lebih kreatif dan menarik sehingga siswa tetap dapat belajar dirumah dengan menyenangkan tanpa menjadi beban termasuk untuk orangtua.
Berbagai cerita menarik mewarnai proses ini, mulai dari menyapa di pagi hari melalui voice recorder atau video yang direkam oleh bapak dan ibu guru, murojaah bacaan Qur’an secara bersama, mengerjakan tugas serta melakukan pertemuan didunia maya dengan guru dan teman-teman satu kelas.
Materi yang diberikan per hari dibatasi 2 mata pelajaran dan dimulai dari pukul 08.00 sampai 12.30. Namun guru harus tetap mengingatkan siswa untuk melakukan ibadah harian seperti sholat lima waktu, dhuha, tilawah Qur’an dan memberkan motivasi untuk menjaga kesehatan.
“Kami memahami ‘public mood’ yang terjadi saat ini, masyarakat sedang merasa khawatir, cemas, resah, ketakutan akibat adanya penyebaran coronavirus yang semakin bertambah jumlahnya. Oleh karena itu, materi pembelajaran dirumah tidak bisa disamakan seperti disekolah, agar semua bisa menjalani aktivitas ini dengan nyaman. Kami menghargai setiap proses yang dilakukan siswa dan orangtua dalam masa sulit ini, yang paling penting anak-anak bisa melakukan kegiatan secara mandiri” tutur Rahma.